MODEL-MODEL PENILAIAN DI KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI
22/12/18
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Dalam penilaian tentu saja memiliki banyak model-model penilaian atau jenis penilaian yang di sesuaikan dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa SD.
Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini akan membahas tentang Model-Model Asesmen atau penilaian sains di kelas rendah dan kelas tinggi.
- Apa Karakteristik penilaian di SD?
- Apa saja jenis penilaian di SD?
- Seperti apa model penilaian Sains di SD beserta contohnya?
Tujuan
- Memahami karakteristik penilaian di SD
- Mengetahui model-model penilaian di SD
- Memahami model penilaian Sains di SD
Karakteristik Penilaian SD
Bentuk-bentuk karakteristik siswa SD
Bentuk-bentuk karakteristik siswa SD
- Mereka secara ilmiah memiliki rasa ingin tahu yan sangat kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengeliingi mereka sendiri
- Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang
- Mereka suka mengatur dan dirinya untuk menangani berbagai hal yang dihadapinya, meng eksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha- usaha baru dan tidak akan pernah mau diatur oleh orang lain.
- Meraka belajar denganacara mengikuti atau berinisiatif dari temannya atauorang lain dapat.
- Adanya minatterhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit
- Amat relistik, ingin tahu dan ingin belajar
- Menjelang ahir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal mata pelajaran khusus
- Pada umumnya anak terhadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri.
- Pada masa ini anak memandang nilai atau angka rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
- Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk bermain bersama-sama.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2. Otentik
Dalam kaitannya dengan asesmen, dikenal istilah penilaian otentik. Penilaian otentik (authentic assessment) merupakan cerminan nyata dari kondisi pembelajaran siswa.
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh tugas otentik:
• Pemecahan masalah matematika
• Melaksanakan percobaan
• Bercerita
• Menulis laporan
• Berpidato
• Membaca puisi
• Membuat peta perjalanan
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester).
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.
KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya. Namun ketuntasan belajar minimal tidak perlu dicantumkan dalam buku rapor, hanya menjadi catatan guru.
1. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2. Otentik
Dalam kaitannya dengan asesmen, dikenal istilah penilaian otentik. Penilaian otentik (authentic assessment) merupakan cerminan nyata dari kondisi pembelajaran siswa.
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh tugas otentik:
• Pemecahan masalah matematika
• Melaksanakan percobaan
• Bercerita
• Menulis laporan
• Berpidato
• Membaca puisi
• Membuat peta perjalanan
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester).
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.
KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya. Namun ketuntasan belajar minimal tidak perlu dicantumkan dalam buku rapor, hanya menjadi catatan guru.
Jenis Penilaian SD
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
Jhon Mueller membandingkan penilaian tradisional dengan penilaian otentik sebagai berikut.
Tabel 1.1 |
Penilaian otentik menggunakan format penilaian, antara lain daftar cek (check list), jurnal, catatan bacaan harian, portofolio, video dari permainan peran, diskusi yang direkam dalam audio-tapes, kuesioner evaluasi diri, pengamatan guru, catatan secara anekdot untuk menilai berbagai kinerja siswa. Format-format ini dapat menunjukkan apakah para siswa benar-benar mengerjakan sesuatu dibandingkan mengingat sesuatu. (Gaith, 1988).
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan, dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Selain penilaian di atas, ada beberapa jenis penilaian antara lain:
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan, dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Selain penilaian di atas, ada beberapa jenis penilaian antara lain:
- Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
- Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.
Menurut Oemar Hamalik, Tes-tes yang digunakan di sekolah atau dilembaga pendidikan lainnya banyak macam ragamnya. Macam-macam tes itu perlu kita kenali, agar kelak memudahka kita bila hendak menyusun program testing di sekolah.
Tes Yang Digunakan Di Sekolah Dasar
Di sekolah dasar bantuan individu lebih dipusatkan pada penguasaan alat belajar dan komunikasi. Beberapa jenis yang dapat digunakan di sekolah dasar, antara lain sebagi berikut:
- Kecakapan Membaca, Tes kecakapa membaca umumnya menempati bagian yang pertama disekolah dasar. Kecakapan memabaca merupakan kunci masuk untuk memperoleh semua jenis pengetahuan, jadi merupakan alat belajar yang sangat penting. Kendatipun dewasa ini telah banyak digunakan film, radio, dan televise sebagai alat dan sumber belajar, namun sampai saat ini, buku masih tetap menempati prioritas tertinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak buku yang harus dibaca, karena iu kecakapan membaca semakin penting. Itu sebabnya kaemampuan membaca anak harus harus diidentifikasi sejak awal melalui program testing di sekolah.
- Tes Bakat Akademik Kelompok, Tes ini kita pergunakan untuk membantu menafsirkan hasil tes membaca dan aspek prestasi akademik lainnya serta membantu memehami masalah kasus. Tes ini disispkan secara kelompok atas pertimbangan segi waktu, biaya dan kondisi-kondisi praktis lainnya.
- Batrai Tes Kemampuan Dasar, Tes ini sebaiknya di berikan bersama-sama dengan tes bakat akademik.sebaiknya tes diberikan setiap ahun, tetapi jika hanya diberikan sekali saja , maka hendaknya diberikan pada kelas tiga dan kelas empat saja, maksudnya agar hasil dapat dipergunakan untuk merencanakan program pengajaran individual yang memerlukan pengajaran remedial.
- Tes Kesiapan Membaca, Tes ini merupakan dari pada pemandu guru kelas satu didalam pembentukan kelompok belajar membaca dan sebagai dasar penilaian kemajauan siswa
- Tes Intelegensi Individual, Pengukuran kecakapan intelektual secara umum biasanya diperoleh melalui tes kelompok. Akan tetapi seringkali diperlukan tes secara individual, misalnya bagi siswa yang mengalami kesulitan belajaratau masalah emosional. Dalam situasi inisudah tentu diperlukan tes kecakapan intelektual secara perorangan.
- Tes Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran, Tes prestasi hasil belajar ini memenpati empat paliing utama dalam program tes di sekolah-sekolah kita.tes ini kebanyakan adalah buatan guru sendiri dan dibuat secara valid sesuai dengan kurikulum sekolah. Namun demikian tes ini masih banyak keterbatasan kegunaannya dalam membantu guru mengambil keputusan instruksional dalam menilai kurikulum sekolah. Peggunaan tes ini hendaknya dilengkapi tes tes lainnya.
- Jenis pengukuran lainny, Alat pengukur lainnya juga diperlukan kendatipun hanya sebagai pelengkap adalah tes diagnostic dan tes klistis.
Contoh Model penilaian Sains di SD
Mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, terkait aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat dilakukan melalui berbagai teknik penilaian. Berikut diberikan contoh model penilaian sesuai dengan jenis penilaian yang telah dibahas
Mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, terkait aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat dilakukan melalui berbagai teknik penilaian. Berikut diberikan contoh model penilaian sesuai dengan jenis penilaian yang telah dibahas
A. Model Penilaian berdasarkan jenis
1) Penilaian otentik
Model penilaian otentik dapat dilakukan untuk semua aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterammpilan) mulai dari perencanaan pelaksanaan dan hasil yang dilakukan secara terus menerus.
Contoh format penilaian otentik aspek keterampilan pada metode projek.
Kelas/Semester : IV / I
Tema : Selalu berhemat energi
Subtema : Macam-macam sumber energi
Pembelajaran : ke dua
Rubrik Penilaian Projek
Indikator : Mendesain kincir air dan kincir angin sederhana
menggunakan media kertas dan plastik bekas, dan
meningkatkan keterampilan menggunting, melipat dan
menempel berdasarkan instruksi tertulis secara mandiri
Nama Projek : Membuat Karya Kincir angin sederhana
Nama siswa : Luqman
Kelas : IV
Keterangan:
- Penilaian dilakukan melalui pengamatan untuk menilai aspek keterampilan.
- Skor 1: sangat kurang; 2: kurang; 3: cukup; 4: baik ; 5. Baik sekali
- Deskripsi:
Dalam membentuk karya seni tiga dimensi dari bahan alam, dari segi perencanaan baik sekali, namun dari segi hasil dan estetika mash memerlukan usaha bimbingan lebih lanjut.
2) Ulangan harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan, dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1. Tes tulis
Instrumen tes tulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Tes Lisan
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Penugasan
Instrumen penugasan berupa daftar perintah yang dapat dikerjakan di sekolah atau di rumah sebagai pekerjaan rumah secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Contoh penugasan:
2) Ulangan harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan, dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1. Tes tulis
Instrumen tes tulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Tes Lisan
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Penugasan
Instrumen penugasan berupa daftar perintah yang dapat dikerjakan di sekolah atau di rumah sebagai pekerjaan rumah secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Contoh penugasan:
- Menggambar
- Menyanyi
- Mengarang
- dsb.
Kegiatan-kegiatan di atas yang dinilai aspek pengetahuannya. Setiap tugas harus disiapkan rubrik penilaian.
Contoh format penugasan menyajikan teks cerita tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
Contoh format penugasan menyajikan teks cerita tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
Keterangan:
● 1: kurang; 2: cukup; 3:baik sekali
● Deskripsi:
● 1: kurang; 2: cukup; 3:baik sekali
● Deskripsi:
- Anton sangat menguasai ejaan, tetapi pada aspek sistematika penulisan perlu bimbingan guru.
- Betty sangat pandai memilih kosa kata, tetapi pada penggunaan ejaan dan sistematika penulisan masih perlu bimbingan guru.
- Chaerunnisa sangat menguasai sistematika penulisan, tetapi penggunaan ejaan masih perlu latihan.
4. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik. untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu: 8-9 minggu. Ulangan tengah semester disajikan dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Penyusunan instrumen penilaian UTS disesuaikan dengan kaidah-kaidah penyusunan instrumen penilaian dalam bentuk tes dan penugasan.
Lihat :
5. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Ulangan tengah semester disajikan dalam bentuk tes tulis, tes lisan, dan penugasan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Penyusunan instrumen penilaian UAS disesuaikan dengan kaidah-kaidah penyusunan instrumen penilaian dalam bentuk tes dan penugasan.
B. Model Penilaian berdasarkan aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
1. Sikap
Penilaian sikap dilakukan melalui kegiatan observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a. Observasi
Instrumen penilaian sikap sosial (KI.2)
Tema : Diriku
Indikator : ~ Menjalankan peraturan pada permainan disekolah
~ Mengidentifikasi nama teman
~ Menyebutkan identitas teman
B. Model Penilaian berdasarkan aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
1. Sikap
Penilaian sikap dilakukan melalui kegiatan observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a. Observasi
Instrumen penilaian sikap sosial (KI.2)
Tema : Diriku
Indikator : ~ Menjalankan peraturan pada permainan disekolah
~ Mengidentifikasi nama teman
~ Menyebutkan identitas teman
Keterangan :
- Berilah dengan “chechlist” atau “V” pada kolom yang sesuai.
- Nilai skala pada masing-masing aspek (percaya diri, disiplin, bekerja keras), akan dimasukkan dalam rekap nilai sikap social per tema dalam satu semester
REKAP HASIL OBSERVASI SIKAP SOSIAL semester-1
Keterangan :
- Angka 1 : belum terlihat, 2: terlihat; 3: menonjol
- Rekapitulasi hasil observasi sikap, diperoleh dari observasi terkait dengan sikap sosial dari tema 1 s.d tema 4 yang telah dibuat pada rubrik dari tiap-tiap tema.
- Kolom deskripsi diisi kecenderungan yang menunjukkan sikap yang menonjol dan hal-hal yang masih diperlukan bimbingan.
Contoh Deskripsi yang disiapkan untuk mengisi buku rapor.
Ani:
Menunjukkan sikap percaya diri dan bekerja sama yang sangat menonjol, namun masih perlu usaha-usaha dan bimbingan dalam hal ketelitian.
Ali:
Menunjukkan sikap sopan santun yang sangat menonjol, namun masih perlu usaha-usaha dan bimbingan dalam hal menumbuhkan disiplin dan ketelitian.
b. Penilaian diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Contoh Format Penilaian Diri Siswa
Nama : ………………………………….
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ………………….
Ani:
Menunjukkan sikap percaya diri dan bekerja sama yang sangat menonjol, namun masih perlu usaha-usaha dan bimbingan dalam hal ketelitian.
Ali:
Menunjukkan sikap sopan santun yang sangat menonjol, namun masih perlu usaha-usaha dan bimbingan dalam hal menumbuhkan disiplin dan ketelitian.
b. Penilaian diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Contoh Format Penilaian Diri Siswa
Nama : ………………………………….
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ………………….
Keterangan:
- Penilaian persepsi diri siswa untuk mencocokan persepsi diri siswa dengan kenyataan yang ada.
- Hasil penilaian persepsi diri siswa digunakan sebagai dasar guru untuk melakukan bimbingan dan motivasi lebih lanjut.
c. Penilaian Antar teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
Lihat juga :
Contoh Format Penilaian antar teman
Nama teman yang dinilai : ………………………………….
Nama penilai : …………………………………..
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ………………….
Nama teman yang dinilai : ………………………………….
Nama penilai : …………………………………..
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ………………….
Keterangan:
- Penilaian antarteman digunakan untuk mencocokan persepsi diri siswa dengan persepsi temannya serta kenyataan yang ada.
- Hasil penilaian antarteman digunakan sebagai dasar guru untuk melakukan bimbingan dan motivasi lebih lanjut.
d. Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
Contoh penilaian Jurnal
Keterangan:
- Kolom 1 diisi nomor urut
- Kolom 2 diisi tanggal pengamatan
- Kolom 3 diisi nama siswa
- Kolom 4 diisi kekuatan sikap siswa yang berkaitan dengan KI-1 dan/atau KI-2 (seperti yang tertuang pada tabel di bawah).
- Kolom 5 diisi kelemahan sikap siswa yang berkaitan dengan KI-1 dan/atau KI-2
- (seperti yang tertuang pada tabel di bawah).
- Kolom 6 diisi tindak lanjut yang direncanakan oleh guru, sekolah, dan orang tua berdasarkan hasil pengamatan terhadap sikap siswa.
2. Pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan bersumber dari: 1) tes tulis, tes lisan, dan 3) penugasan. Penjelasan dan contoh penilaian tersebut dijelaskan pada bagian Model Penilaian berdasarkan jenis
3. Penilaian Aspek Keterampilan
a. Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Pada penilaian praktik menuntut siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.
Contoh penilaian praktik
Kelas/Semester : I/I
Tema/Sub Tema : Diriku/Aku dan Teman Baru
Pembelajaran : 5
Format Penilaian praktik: Rubrik berlari berpasangan
Penilaian aspek pengetahuan bersumber dari: 1) tes tulis, tes lisan, dan 3) penugasan. Penjelasan dan contoh penilaian tersebut dijelaskan pada bagian Model Penilaian berdasarkan jenis
3. Penilaian Aspek Keterampilan
a. Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Pada penilaian praktik menuntut siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.
Contoh penilaian praktik
Kelas/Semester : I/I
Tema/Sub Tema : Diriku/Aku dan Teman Baru
Pembelajaran : 5
Format Penilaian praktik: Rubrik berlari berpasangan
Keterangan:
- 1: kurang ; 2: cukup ; 3: baik sekali
- Deskripsi:
- Pada saat lari berpasangan Kurniawan sangat taat pada aturan
- Pada saat lari berpasangan Hety kompak tetapi kurang semangat
- Pada saat lari berpasangan Dony sangat taat pada aturan, sangat kompak, dan sangat semangat.
b. Penilaian Projek
- Pada saat lari berpasangan Hety kompak tetapi kurang semangat
- Pada saat lari berpasangan Dony sangat taat pada aturan, sangat kompak, dan sangat semangat.
b. Penilaian Projek
Silahkan kunjungi :
Kumpulan Soal Olimpiade OSN IPA
Contoh format penilaian Projek.
Kelas/Semester : IV / I
Tema : Selalu berhemat energi
Subtema : Macam-macam sumber energi
Pembelajaran : ke dua
Rubrik Penilaian Projek
Indikator : Mendesain kincir air dan kincir angin sederhana
menggunakan media kertas dan plastik bekas, dan
meningkatkan keterampilan menggunting, melipat dan
menempel berdasarkan instruksi tertulis secara mandiri
Nama Projek : Membuat Karya Kincir angin sederhana
Nama siswa : Luqman
Kelas : IV
Keterangan:Kelas/Semester : IV / I
Tema : Selalu berhemat energi
Subtema : Macam-macam sumber energi
Pembelajaran : ke dua
Rubrik Penilaian Projek
Indikator : Mendesain kincir air dan kincir angin sederhana
menggunakan media kertas dan plastik bekas, dan
meningkatkan keterampilan menggunting, melipat dan
menempel berdasarkan instruksi tertulis secara mandiri
Nama Projek : Membuat Karya Kincir angin sederhana
Nama siswa : Luqman
Kelas : IV
- Penilaian dilakukan melalui pengamatan untuk menilai aspek keterampilan.
- Skor 1: sangat kurang; 2: kurang; 3: cukup; 4: baik ; 5. Baik sekali
- Deskripsi:
c. Penilaian berbasis portofolio
Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.
Contoh format penilaian portofolio
Nama Siswa : Ani
Kelas : 4
Semester : II (dua)
Keterangan:
- 1: kurang; 2: cukup; 3: baik sekali
- Portofolio berfungsi sebagai bukti otentik hasil belajar siswa yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan hasil capaian kompetensi siswa yang disampaikan kepada orang tua.
- Guru memberi komentar/catatan tentang dokumen portofolio yang telah dikumpulkan siswa dalam bentuk kalimat positif yang berisi motivasi, semangat, juga usaha-usaha yang masih perlu ditingkatkan.
Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran di pembahasan bahwa karakteristik siswa SD itu ada 10 point yaitu :
Berdasarkan penjabaran di pembahasan bahwa karakteristik siswa SD itu ada 10 point yaitu :
- Mereka secara ilmiah memiliki rasa ingin tahu yan sangat kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengeliingi mereka sendiri
- Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang
- Mereka suka mengatur dan dirinya untuk menangani berbagai hal yang dihadapinya, meng eksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha- usaha baru dan tidak akan pernah mau diatur oleh orang lain.
- Meraka belajar denganacara mengikuti atau berinisiatif dari temannya atauorang lain dapat.
- Adanya minatterhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit
- Amat relistik, ingin tahu dan ingin belajar
- Menjelang ahir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal mata pelajaran khusus
- Pada umumnya anak terhadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri.
- Pada masa ini anak memandang nilai atau angka rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
- Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk bermain bersama-sama.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Belajar Tuntas
- Otentik
- Berkesinambungan
- Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
- Berdasarkan acuan criteria
Model Penilaian
Model Penilaian Berdasarkan Jenis
Jenis penilaian SD
Model Penilaian Berdasarkan Jenis
Jenis penilaian SD
- Penilaian otentik
- Penilaian diri
- Penilaian berbasis portofolio
- Ulangan
- Ulangan harian
- Ulangan tengah semester
- Ulangan akhir semester
Model Penilaian berdasarkan aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
1. Sikap
1. Sikap
- Observasi
- Penilaian diri
- Penilaian antar teman
- Jurnal catatan guru
2. Pengetahuan
- Tes tulis
- Tes lisan
- penugasan
3. Penilaian aspek keterampilan
- Praktik
- Penilaian projek
- Penilaian berbasis portofolio
Selengkapnya artikel ini berada pada tautan yang tersimpan di google drive di bawah ini.
Demikianlah terkait dengan model-model penilaian di kelas tinggi dan kelas rendah sekolah dasar. Semoga tulisan ini bermnafaat bagi para penggunanya. Amin